Menjadi Pemimpin nan Bijak

pemimpin bijak

Selamat Malam sobat blogger…..

Berhubung masih segarnya di hadapan kita pelantikan Presiden Republik Indonesia yang baru yaitu….. yang pasti pada tahu semua kan, hihihi. Menjadi pemimpin sungguh bukan hal yang mudah. Banyak hikayat dahulu akan betapa bijak dan arifnya para pemimpin umat. Sehingga patut dicontoh dan ditiru bagi kita sebagai generasi penerusnya bukan?

Konon dahulu seorang pemimpin itu dilahirkan, lantaran seorang anak raja pasti akan menjadi raja dan pemimpin selanjutnya. Namun tentu tidak berlaku pernyataan itu karena seorang pemimpin kini tak hanya karena di lahirkan, tapi pemimpin mampu diciptakan!

Lalu bagaimana cara menciptakan dan mendesain seorang menjadi pemimpin yang diidamkan ? yuk lihat makalah satu ini yang ditulis oleh sobat guru kita tercinta Pak  H. Akhmad Sirodz *)

Setiap orang hakikatnya merupakan pemimpin, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: “Kullukum ro’in wa kullukum mas’ulun an ro’iyyatihi”. Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung jawaban dari kepemimpinannya itu.Namun untuk menjadi pemimpin yang baik diperlukan kiat-kiat tertentu, sehingga akhirnya dapat menjadi pemimpin yang matang dan bijak dalam mengemban tugasnya.
Adapun kiat-kiat menjadi pemimpin yang bijak antara lain:

1. Tidak Emosional
Hal ini berarti orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung, sulit menjadi pemimpin bijak, jadi orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit oleh bawahannya akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri.
mutiara islam

menjadi pemimpin yang baik dan bijak

Baca lebih lanjut

Motivasi Mencapai Potensi Hidup Maksimal

potensi
Salam Inspirasi Sobat Blogger…

Hidup layaknya kertas putih yang kosong terurai lalu dituliskanlah tulisan dengan berbagai warna, ada warna kepedihan, warna kesuksesan, warna keindahan, dan warna kesedihan. Mungkin banyak diantara kita bahwa kehidupan ini tidak adil. Walau segal kebaikan dan kenikmatan betapa banyak dianugerahkan Tuhan kepada kita.

Hakikatnya kelezatan hidup ada pada diri kita masing-masing, bagaimana pikiran ita merespon segala hal yang terekam oleh panca indera kita. Apakah kesedihan, kebahagian hanya hati kitalah yang bebas mengomentarinya dengan segala otoritasnya. Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru. Silahkan simak motivasi mencapai potensi hidup yang maksimal :

1. Perluas Wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap
aspek kehidupanmu.

2. Temukan Kekuatan Dibalik Pikiran Dan Perkataan. Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. Maka kuatkan pikiran yang positif guna mendapatkan hasil yang positif pula. Baca lebih lanjut

HIKMAH DARI BENCANA

PELAJARAN DARI ALAM

Banjir lagi……. Banjir lagi…… ! itulah yang sedang melanda beberapa tempat di tanah air kita akhir-akhir ini. Jakarta, Bogor, Bekasi dilanda banjir, di Tangerang tak satupun kecamatan yang luput dari musibah banjir ini, Mojokerto dan Bojonegoro juga dilanda musibah yang sama. Beberapa waktu yang lalu kota Medan, Padang, Jambi, Sulawesi Selatan juga dilanda musibah yang sama, jembatan-jembatan rusak disertai genangan air di berbagai ruas jalan dan rel kereta api, berbagai transportasi lumpuh, sudah puluhan ribu rumah terendam, kerugian material pun sudah tak terhitung jumlahnya. (Republika, 29/01/2002). Gelombang pengungsipun tak bisa dihindarkan lagi, rakyat kecil semakin sengsara karena tempat tinggal mereka satu-satunya terendam genangan air bahkan seisi rumah mereka ikut terbawa arus banjir tersebut. Kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah pun ikut terhambat. Belum puas dengan mengirim banjir, alam kembali menunjukkan kebolehannya, Pejaten, Jakarta Selatan di guncang tanah longsor, gempa tektonik berkekuatan 5,1 pada skala Richter (SR) juga mengguncang Bengkulu. Kenapa ini semua harus terjadi? Benarkah alam sudah bosan untuk bersahabat dengan manusia? Apakah yang telah kita lakukan sehingga alam begitu marah kepada kita tanpa pilih kasih?.

Penyebab dari itu semua tidak lain adalah ulah dari tangan-tangan manusia itu sendiri, semua orang akan mengerti, bila hutan di hulu sungai dan lereng gunung dibabat, maka banjir dan tanah longsor akan terjadi. Begitu pula jika sampah dibuang ke sungai atau selokan, atau bila sungai dipersempit dengan membangun rumah ditepinya, maka banjir segera menerjang. Jika daerah hulu dan pegunungan sudah tidak mampu menahan air lagi, maka terjadilah sunnatullah : air akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, nah, jika masalahnya sesederhana itu, mestinya manusia bisa memakai akalnya untuk menghadapi hujan selebat apapun. Tapi mengapa kita tidak mampu melakukan itu? Sudahkah kita menggunakan akal kita?

Pada suatu hari diwaktu shubuh, Setelah mengumandangkan adzan di Masjid Madinah, lama Bilal menanti kehadiran Rasulullah SAW keluar dari peraduannya untuk shalat berjamaah, namun Rasul belum juga muncul. Karena itu, pergilah Bilal menemuinya, antara perasaan cemas kalau-kalau Rasul yang amat dicintainya jatuh sakit. Sesudah minta izin kepada Siti Aisyah, Bilal segera menuju ke kamar tidur Rasulullah SAW. Ketika sampai dimuka pintu, Bilal melihat ke dalam, kamar yang sederhana tanpa ada kasur tebal, tanpa  ada bantal bersulam yang indah melainkan hanya seonggok rumput kering di sudut kamar beliau, itulah kekayaan Rasul kita, sebagai Pemimpin dunia yang telah menggerakkan revolusi yang paling berhasil dalam sejarah kemanusiaan selama dunia berkembang. Baca lebih lanjut

Dengan Senyummu

Dengan Senyummu

mampu mengiris jutaan luka

atas kejamnya putus asa menghantui

Dengan senyummu

telah menghapus serpihan nestapa

duka durjana nan menemani

Dengan Senyummu

ku bersahabat dengan cinta

tentram jiwa dalam cita

Denganmu Senyummu

ku terbuai mesra dalam candu

oh tuhan, ku terjebak rindu!

Dengan Senyummu

ku temukan samudra cinta

kan ku selaminya penuh asa

by: @fadhiel_vr

TIDAK ADA KATA INSTAN

salam blogger……..

saya mencoba men-share petikan kalimat inspiratif dari teman dan tokoh hidup yang berjiwa besar.

inilah penggalan kalimat yang menggugah hati, kalimat yang melecuti diri bahwa tidak ada kata instan di dunia ini. tak ada yang lahir langsung mendadak jutawan!. bahkan bayipun harus merangkak terjatuh untuk mampu berjalan dengan pelan!. dan kupu-kupu juga harus ber-metamorfosis sebelum terlihat indah dan menawan bukan?  Baca lebih lanjut

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Salam sobat blogger

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur. Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh. Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan.

Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh. Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya” . Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?”

Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh. Baca lebih lanjut

Yang Manakah Anda…. ?

mana 1

Salam Damai sobat blogger……

kali ini ane coba men-share tentang siapakah kita? dan apa yang kita mau di kehidupan ini?
merenungankan, mari kita renungan bersama akan hidup dan nilai kehidupan kita. langsung saja yang manakah anda………?
Yang Manakah Anda…. ?
Siapakah orang yang sibuk ?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil pusing akan waktu shalatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.
Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang di timpa musibah lalu dia kata “Inna lillahi wainna illaihi rajiuun.” Lalu sambil berkata, “Ya Rabbi Aku ridha dengan ketentuanMu ini”, sambil mengukir senyuman.
Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.
Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada senantiasa menumpuk-numpukkan harta.
Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.
Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan kemana mata memandang.
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi menghimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan lalu kuburnya menghimpitnya.
Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni surga kelak karena telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

Siapakah orang yg bijak? 
Orang yg bijak ialah org yg tidak membiarkan atau me
mbuang tulisan ini begitu saja, malah dia akan menyampaikan pula pada org lain untuk dimanfaatkan dan mengambil contoh sebagai sandaran dan pedoman kehidupan sehari-hari